Bagi sebagian besar masyarakat, Internet tampaknya identik dengan akses Web. Hal ini ada benarnya terutama bagi pemula yang mengakses Internet. Para pemula akan cenderung untuk berusaha melakukan surfing melihat berbagai situs Web yang ada di Internet.
Bagi sebagian besar pengguna lama / veteran Internet, akses Web menjadi hal kedua yang akan dilakukan. Sebagian besar waktu penggunaan Internet akan lebih banyak dicurahkan untuk berdiskusi & berkomunikasi dengan rekan-rekan sejawatnya baik melalui mailing list maupun langsung (direct).
Penggunaan e-mail selain lebih menguntungkan bagi penggunanya karena akan memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan, waktu yang dibutuhkan untuk akses e-mail juga jauh lebih murah dibandingkan dengan akses web. Artinya biaya telepon maupun biaya akses Internet untuk e-mail akan jauh lebih rendah dibandingkan Web.
Sebagai contoh, penulis yang relatif cukup sibuk – dengan menerima / mengirim e-mail paling tidak minimum sekitar 200-300 mail setiap hari beban biaya yang harus penulis tanggung hanya sekitar Rp. 40-50.000 / bulan.
Untuk keterangan lebih lanjut, kami sangat menyarankan agar membaca berbagai referensi yang ada di Internet seperti di http://xxx.itb.ac.id/~yc1dav/ maupun memonitor berbagai mailing list yang ada di Internet seperti di pau-mikro@nusantara.net, sysop-l@itb.ac.id, packet-l@itb.ac.id, ybnet-l@itb.ac.id, indonesia-panel@itb.ac.id, library-network@itb.ac.id, pustakawan@itb.ac.id.
Akses Internet
Syarat utama untuk dapat melakukan akses e-mail maupun Web adalah kemampuan untuk akses Internet. Ada banyak alternatif yang dapat digunakan untuk akses Internet, sebagian dapat di peroleh dari tulisan kami yang lain tentang teknologi internet bagi dunia pendidikan yang dapat di ambil di http://xxx.itb.ac.id/~yc1dav/. Secara umum alternatif teknologi akses Internet yang dapat digunakan, antara lain adalah:
via telepon dial-up
via radio (packet radio 1200bps / 9600bps).
via wavelan / microwave (kecepatan 2Mbps-11Mbps)
via satelit (64Kbps-2Mbps)
via leased line Telkom JAMUS (64-265Kbps).
Tampaknya bagi kita di Indonesia, sebagian besar teknologi akses yang dikembangkan ternyata masih dirasakan terlalu mahal. Umumnya institusi pendidikan akan terbatas pada akses telepon dial-up dan packet radio (terutama di Bandung & Malang).
Melihat kenyataan ini, saya akan mencoba memfokuskan diri pada alternatif telepon dial-up saja. Bagi rekan-rekan yang sudah memiliki akses internet – khususnya yang hanya mempunyai satu e-mail address yang harus digunakan bersama-sama untuk satu institusi maka tulisan ini kemungkinan akan banyak memberikan manfaat.
Bagi rekan-rekan dunia pendidikan yang sama sekali belum memiliki akses internet. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan:
berlangganan ke ISP terdekat (umumnya hanya memperoleh satu account e-mail saja).
gunakan jasa telkomnet instant, khususnya bagi kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, Malang, Denpasar, Bogor dll. Daftar lengkap dari kota-kota yang dapat memperoleh akses telkomnet instant tertera pada appendix tulisan ini.
Bagi rekan-rekan yang berada di Bandung, kebetulan telkomnet instant tidak ada – maka perlu berlangganan ke salah satu ISP. AI3 ITB (FAX 022 251-2982) juga menyediakan servis dial-up yang mungkin nantinya di kaitkan ke servis e-mail untuk sebuah institusi yang akan diterangkan di bawah ini.
Ide telkomnet instant secara umum adalah pengguna Internet tidak perlu mendaftarkan diri lagi ke telkomnet untuk mengakses Internet. Pengguna dapat langsung mendial no. telepon yang tersedia menggunakan username & password yang telah diberikan. Biaya penggunakan telkomnet instan akan dibebankan ke biaya telepon anda sekitar Rp. 150 / menit (biaya internet + biaya telepon). Tentunya dengan asumsi anda memiliki komputer Window95 yang dilengkapi modem yang tersambung ke saluran telepon.
Alternatif Akses Web bagi Institusi
Akses Web barangkali merupakan cara yang paling sederhana dari seluruh proses / kebutuhan yang ada. Teknik ini umumnya dilakukan oleh Warnet (warung internet) yang ada di mana-mana saat ini. Langkah yang umumnya digunakan adalah:
Kaitkan seluruh komputer yang ada menjadi sebuah Local Area Network (LAN).
Jalankan TCP/IP di setiap komputer yang ada, setup TCP/IP ada di setting network. Gunakan private IP 192.168.x.x atau 10.x.x.x bagi interface ethernet komputer-komputer tersebut.
Jalankan program Proxy di salah satu komputer yang memiliki modem untuk akses Internet. Salah satu program Proxy yang cukup populer adalah Wingate yang dapat didownload dari Internet seperti http://www.shareware.com/ & http://www.download.com/.
Melalui komputer proxy seluruh komputer dapat mengakses Internet secara bersama-sama. Beberapa masalah utama yang akan kita hadapi adalah:
Jaringan akan terasa lambat – terutama jika komputer yang mengakses secara bersama cukup banyak.
Biaya Internet akan menjadi mahal sekali, memang akses Web merupakan komoditi yang cukup mahal. Perlu dipikirkan bisnis plan yang tepat supaya tetap menguntungkan bagi institusi tersebut.
Beberapa alternatif Web hosting
Hal lain yang umumnya juga ingin dilakukan oleh sebagian besar pengguna adalah menampilkan berbagai informasi yang dimilikinya ke Internet. Untuk itu yang perlu dilakukan adalah mencari servis Web hosting. Ada cukup banyak situs di Internet yang memberikan jasa web hosting. Cara mencarinya cukup sederhana, yaitu melalui search engine di Internet seperti http://www.yahoo.com/ , http://www.infoseek.com/ , http://www.altavista.com/
gunakan keyword webhosting untuk mencari jasa tersebut. Salah satu pemberi jasa web hosting yang cuma-cuma yang sering digunakan adalah http://www.geocities.com/. Tentunya ada pula yang sifatnya spesifik, seperti http://digital.lib.itb.ac.id/ untuk rekan-rekan perpustakaan di perpustakaan pusat ITB (library@itb.ac.id / digilib@itb.ac.id).
Masalah selanjutnya yang perlu dipecahkan adalah bagaimana cara menulis file-file HTML yang nantinya akan ditayangkan di Web. Ada beberapa cara yang sederhana yang dapat digunakan untuk menuliskan file HTML tersebut, yaitu menggunakan:
Microsoft FrontPage.
Microsoft MSWord (gunakan opsi save as HTML).
Menggunakan teks ASCII editor seperti edit, qed, notepad – akan tetapi harus mengetahui lebih dalam tentang HTML itu sendiri. Hal ini tidak di sarankan bagi pemula.
Alternatif Akses E-mail bagi Institusi
Umumnya alternatif yang saat ini digunakan adalah cara mahal, yaitu dengan cara menggunakan Web kemudian mengakses berbagai situs Web yang memberikan e-mail cuma-cuma seperti http://mail.yahoo.com/, http://www.mailcity.com/, http://usa.net/, http://hotmail.com/ dll. Penulis sangat tidak menyarankan cara-cara ini untuk mengirim / menerima e-mail – karena sangat tidak effektif dan membuang uang untuk mengakses internetnya; kecuali bagi rekan-rekan yang mempunyai leased line 24 jam ke Internet.
Cara menggunakan akses Web untuk membaca e-mail merupakan cara yang mahal. Ada beberapa alternatif lain yang mungkin dikembangkan, seperti:
Meminta (dan membayar) untuk beberapa e-mail account pada ISP.
Menggunakan satu account e-mail dan gunakan secara beramai-ramai.
Mengakali satu account e-mail dengan mengubah-ubah full name yang digunakan agar dapat digunakan beramai-ramai. Hal ini sering digunakan dalam software-software instant internet.
Semua cara di atas masih kurang mendekati kondisi ideal akses e-mail yang diinginkan. Pada kondisi ideal, kita menginginkan bahwa setiap orang dalam institusi kita akan memperoleh e-mail address seperti user@nama-institusi.ac-id.net atau user@perusahaan.co.id.
Salah satu cara yang sedang dikembangkan di ITB saat ini adalah menggunakan satu account dial-up saja, kita dapat memberikan akses e-mail bagi semua orang dengan e-mail address yang ideal tersebut. Dengan asumsi bahwa gateway e-mail yang akan digunakan nanti menggunakan Windows95 – maka cara yang dapat di ambil adalah:
Gunakan software Mdaemon (dapat diambil di http://www.altn.com/ / http://www.mdaemon.com)/. sebagai gateway. Mdaemon dijalankan di Window95.
file /window/hosts di directory windows perlu di edit secukupnya untuk mengenalkan berbagai host yang ada dalam institusi kita.
Gunakan servis ETRN untuk mengambil mail dalam satu domain. Perintah ETRN dapat dilakukan oleh gateway Mdaemon sesaat setelah tersambung ke Internet.
Ada beberapa mesin yang akan dapat memberikan servis ETRN, seperti etrn.com (ini membayar US$500 / tahun) atau ke ITB dikembangkan mesin etrn-host.itb.ac.id sebagai penyangga e-mail sementara sebelum di ambil oleh institusi yang bersangkutan.
Tentunya tulisan singkat ini agak sulit untuk menjelaskan lebih detail tentang cara kerja ETRN, penulis sangat menyarankan untuk mengambil software Mdaemon tersebut & membaca manual yang ada – khusus-nya penggunaan perintah ETRN / QSND dalam protokol ESMTP.
Bagi institusi yang sudah memiliki LAN yang sudah mempunyai server Novell, maka server Novell tersebut dapat digunakan untuk menyimpan e-mail dengan cara menginstall perangkat lunak pegasus mail dan mercury (mail server). Novell server tersebut masih perlu di bantu dengan gateway window95 yang menjalankan Mdaemon untuk mengirim / menerima mail dari / ke internet. Dalam Novell server, file /etc/hosts perlu di edit untuk memperkenalkan seluruh host yang ada dalam LAN ke Novell server.
Pengalaman penulis, bagi institusi-institusi yang masih baru menggunakan Internet - dibutuhkan waktu 5-10 menit / hari untuk sebuah institusi untuk mengirim & menerima seluruh E-mail mereka, jadi waktu yang dibutuhkan sangat singkat sekali & tidak memakan biaya besar. Tentunya jika trafik mail mulai menaik, dibutuhkan waktu lebih lama setiap harinya untuk mengirim / menerima e-mail tadi.
Bagi rekan-rekan yang kebetulan amatir radio & cukup dekat dengan gateway packet radio yang ada – maka LAN Novell ini dapat di sambungkan dengan gateway packet radio untuk berinteraksi melalui packet radio. Gateway packet radio dapat di bandung menggunakan:
PC 286 menjalankan DOS dengan software NOS menggunakan TNC atau modem Baycom dengan kecepatan 1200bps / 9600bps.
PC 486 menjalankan Windows95 dengan software Flexnet menggunakan sound card sebagai modem kecepatan 1200bps / 9600bps.
Senin, 18 Agustus 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar